Soalevaluasi adab terhadap orang tua dan guru DRAFT. 12th grade. 57 times. Religious Studies. 85% average accuracy. 17 days ago. atikhajarzaidah_03349. 0. Save. Edit. Edit. Soal evaluasi adab terhadap orang tua dan guru DRAFT. 17 days ago. by atikhajarzaidah_03349. Played 57 times. 0. 12th grade . Religious Studies. 85% average accuracy. 0

Sebagai orang tua yang memondokkan anaknya di pesantren, tentu Anda pasti akan berkomunikasi serta berinteraksi dengan guru di pondok. Baik itu untuk sekedar menanyakan kabar anak, berkonsultasi dengannya seputar perkembangan pendidikan anak selama di pondok, membicarakan seputar administrasi, dan berbagai interaksi guru merupakan orang yang berilmu dan juga merupakan pendidik anak Anda, maka sudah selayaknya untuk menghormati dan menjaga adab kepadanya. Karena itu di artikel ini kami telah mengulas seputar adab wali santri terhadap guru yang harus diketahui. Semoga bermanfaat ya!1. Membuat Janji Sebelum Datang Untuk Bicara Kepadanya2. Memberikan Buah Tangan Ketika Mengunjunginya3. Berbicara Dengan Sopan dan Santun Kepadanya4. Memberikan Nasihat Kepada Anak Agar Tidak Jengkel Kepada Guru5. Gunakan Bahasa Formal Saat Chat DengannyaKisah Orang Tua yang Tidak Beradab Kepada Guru Anaknya1. Membuat Janji Sebelum Datang Untuk Bicara KepadanyaJika Anda selaku orang tua ingin datang ke pesantren untuk mengunjungi anak sekaligus berkonsultasi dengan gurunya, maka hendaknya membuat janji terlebih dahulu. Jangan sampai Anda langsung datang bertamu ke rumahnya tanpa pemberitahuan. Sebab hal itu dapat mengganggu kegiatannya. Karena bisa saja ketika Anda bertamu, kondisi guru tersebut sedang tidak sehat atau mungkin sedang itu membuat janji dilakukan karena mungkin saja ketika Anda sedang datang kepadanya, ada wali santri lain yang sedang berkonsultasi dengannya. Hal ini tentu mungkin akan membuat Anda jengkel dan kesal karena harus menunggu lama untuk bisa berbicara Memberikan Buah Tangan Ketika MengunjunginyaKetika mengunjungi anak ke pesantren, Anda sebagai orang tua tentu akan membawa berbagai macam makanan dan oleh-oleh untuk buah hati tercinta. Nah namun Anda juga jangan lupa memberi buah tangan kepada sang guru, baik itu berupa bingkisan makanan, oleh-oleh, kue, dan berbagai barang ini dilakukan tentu sebagai bentuk penghormatan Anda sebagai wali santri kepada guru. Sekaligus hal ini juga merupakan bentuk rasa terima kasih Anda kepada sang guru karena telah mendidik dan mengontrol anak Anda selama di Berbicara Dengan Sopan dan Santun KepadanyaSebagai wali santri, tentu Anda akan banyak berkonsultasi dan menanyakan tumbuh kembang anak selama di pesantren. Yang mana dalam hal ini Anda berkomunikasi dengan sang guru. Nah ketika sedang berkomunikasi, hendaknya Anda memperhatikan nada suara dan diksi bahasa yang digunakan. Jangan sampai Anda justru bicara tidak sopan mungkin guru tersebut usianya berada di jauh Anda, hendaknya Anda tetap memperhatikan Adab tersebut. Bicaralah dengan nada yang lembut dan tidak seolah mengintimidasinya. Kemudian jika Anda memiliki saran dan kritik atas kinerja guru ketika mendidik anak, sampaikanlah dengan santun dan tidak terkesan Memberikan Nasihat Kepada Anak Agar Tidak Jengkel Kepada GuruSetiap proses pembelajaran tentu tidak akan berjalan mulus. Terdapat berbagai rintangan yang akan menghadang. Misalnya terkadang guru yang mengajar tidak sesuai dengan kemauan santri, sehingga akhirnya santri tersebut tidak semangat belajar dan mengadukan masalah tersebut kepada Anda selaku orang berada dalam situasi dan kondisi seperti atas, sebagai orang tua hendaknya Anda menasihati anak Anda agar senantiasa tidak jengkel kepada sang guru. Sampaikanlah kepada anak bahwa setiap guru memiliki metode dan cara belajar masing-masing. Pahamkanlah kepadanya bahwa berkah ilmu berada di ridlo guru. Yang mana jika seorang santri tidak menyukai gurunya, maka bagaimana mungkin seorang guru akan rildo Gunakan Bahasa Formal Saat Chat DengannyaSeiring dengan semakin pesatnya teknologi, menjadikan setiap orang akan dekat dengan siapapun yang berjauhan dengannya. Karena itu terkadang banyak wali santri yang jarang mengunjungi pondok anaknya dengan segala kesibukannya. Akhirnya mereka pun berkomunikasi dengan guru pondok seputar perkembangan anaknya via chat atau meskipun komunikasi tersebut tidak terjadi secara langsung, hendaknya seorang wali santri juga tetap menjaga adab dan tata krama dalam berkomunikasi dengan guru. Jangan sampai Anda menchat guru secara berlebihan karena slow respon. Misalnya dengan spam chat dan yang Orang Tua yang Tidak Beradab Kepada Guru AnaknyaAda sebuah kisah yang sangat menarik dalam topik adab walis santri terhadap guru anaknya. Bahkan mungkin kisah ini sudah cukup tenar di kalangan kaum ada seseorang yang datang menjenguk anaknya ke madrasah miliki Syaikh Abdul Qadir Jailani. Dia melihat bahwa anak-anak mereka yang belajar pada Syekh Abdul Qadir diperlakukan seperti babu atau kucing. Hal ini karena para santri diberikan sisa makanan dari bekas gurunya. Kemudian terbersitlah pikiran kotor pada orang tua murid tersebut untuk memprofokasi orang tua cerita, salah satu orang tua yang merupakan orang terpandang, kaya dan bagian dari penguasa termakan provokasi yang dibuat. Sehingga ia datang menghadap Syekh Abdul Qadir dan mengungkapkan keberatannya atas perlakuan sang guru kepada anaknya yang dianggap melecehkan kehormatan dan kehormatan terjadilah dialog sebagai berikut “Wahai tuan syekh, saya mengantar anak saya kepada tuan syekh bukan untuk jadi pembantu atau dilakukan seperti kucing. Saya titipkan anak saya kepada Anda supaya anak saya jadi alim ulama’.”Syekh Abdul Qadir Jailani menjawab dengan singkat “Kalau begitu ambillah anakmu.”Kemudian si bapak tadi mengambil anaknya untuk pulang. Ketika keluar dari rumah syekh menuju jalan pulang, si bapak tersebut bertanya pada anaknya beberapa hal mengenai ilmu hukum syariat. Hebatnya, ternyata semua soal yang ditanyakan tersebut terjawab dengan tepat dan bahkan sangat rinci. Maka bapak tadi berubah pikiran dan ingin mengembalikan anaknya kepada Syekh Abdul Qadir.“Wahai tuan syekh, terimalah anak saya untuk belajar dengan tuan kembali. Didiklah anak saya. Ternyata anak saya selama ini tidak dididik seperti pembantu dan tidak juga diperlakukan seperti kucing. Bahkan saya melihat ilmu anak saya sangat luar biasa jika bersamamu.”Maka Syekh Abdul Qadir menjawab dengan jawaban yang telak “Bukan aku tidak mau menerimanya kembali, tapi Allah sudah menutup pintu hatinya untuk menerima Ilmu dariku. Allah sudah menutup futuhnya Mata Hati untuk mendapat ilmu disebabkan orang tua yang tidak beradab kepada guru.”Dari kisah yang singkat ini, terdapat banyak ibroh yang sangat mendalam. Pada intinya, jika seorang orang tua ingin anaknya menjadi seorang yang alim dan faqih, maka hendaknya ia memperhatikan adab kepada guru anaknya. Karena sikap Anda kepada guru sang anak, akan berpengaruh terhadap keberkahan dan pemahaman ilmu yang disampaikan guru tersebut kepada anak A’lamBaca juga20 Kata-Kata Rindu Anak di Pesantren

Setiaporang tua menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang beradab, hal ini tidak akan tercapai bilamana tidak ada qudwah dari orang tua. Metode ‘teladan yang baik’ adalah cara yang efektif untuk menumbuhkan adab anak. Salah satu qudwah shalihat yaitu menempatkan adab orang tua, ihtirom kepada mu’allim sang anak.

Al-Qur’an dan hadits sering kali berpesan agar manusia berbakti dan menunjukkan adab yang baik kepada orang tuanya. Al-Qur’an menjelaskan, kedua orang tua bersusah payah sejak anak dalam kandungan dan berjasa dalam merawatnya sampai tumbuh dewasa. Tetapi orang tua juga dituntut untuk bersikap yang baik terhadap anaknya. Sayyid Abdullah Ba’alawi Al-Haddad dalam Kitab An-Nahsihud Diniyyah menganjurkan orang-orang tua untuk membantu anak mereka dalam berbakti kepadanya. Orang tua meski memiliki hak yang besar dianjurkan untuk lebih banyak memaafkan dan memberikan kemudahan bagi anak mereka agar anak-anak mereka tetap tergolong sebagai manusia yang berbakti kepada kedua orang tuanya. ويستحب للوالدين أن يعينوا أولادهم على برهم بالمسامحة وترك المضايقة في طلب القيام بالحقوق ومجانبة الاستقصاء في ذلك سيما في هذه الازمنة التي قل فيها البر والبارون وفشا فيها العقوق وكثر العاقون Artinya, "Orang-orang tua dianjurkan untuk membantu anak-anak mereka dalam berbakti kepada mereka dengan pemaafan, tidak membuat anak-anak cemas dengan menuntut kewajiban, dan menjauhi penyelidikan dalam masalah tersebut terlebih di zaman ini di mana sedikit sekali kebaktian dan anak-anak yang berkati kepada orang tua dan kedurhakaan mewabah, dan banyak orang-orang berbuat durhaka kepada orang tuanya," Sayyid Abdullah Ba’alawi Al-Haddad, Nashaihud Diniyyah, [Indonesia, Darul Kutub Al-Arabiyyah tanpa tahun], halaman 62. Manusia memang tidak selalu dapat memenuhi keinginan orang tuanya di samping anak juga memiliki hak individu yang berbeda pandangan dan sikap dengan pandangan serta sikap orang tua. Bahkan banyak manusia mengecewakan dan menyakiti hati orang tuanya. Tetapi orang tua yang bijak dan pemaaf akan mendapat ganjaran besar dari Allah SWT. Dengan kebijaksanaan dan sikap pemaaf, mereka dapat menyelamatkan anaknya dari dosa durhaka. فإذا فعل ذلك وسامح أولاده سلمهم وخلصهم من اثم العقوق مما يترتب عليه من عقوبات الدنيا والآخرة وحصل له من ثواب الله وكريم جزائه ما هو أفضل وأكمل وخير وأبقى من بر الأولاد وقد قال عليه الصلاة والسلام رحم الله والدا أعان ولده على بره Artinya, "Jika orang tua melakukan itu dan memberikan lebih banyak pemaafan kepada anak-anaknya, niscaya ia telah menyelamatkan dan membebaskan mereka dari dosa durhaka yang berdampak pada siksa dunia dan akhirat. Ia berhak mendapat pahala dan kemurahan ganjaran Allah yang lebih utama, sempurna, baik, dan lestari dibandingkan tindakan berbakti anak-anaknya. Rasulullah SAW bersabda, Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya kepada orang tua yang membantu anaknya berbuat bakti kepada orang tua,’"Al-Haddad, tanpa tahun 62. Sayyid Abdullah Ba’alawi Al-Haddad berpesan kepada orang tua agar selalu mendoakan yang terbaik baik anaknya karena doa itu akan memberikan manfaat baginya dan bagi anak-anaknya. Sayyid Abdullah Al-Haddad berpesan agar orang tua menahan diri dari mendoakan keburukan bagi anaknya karena hal itu hanya akan menambah durhaka dan mudharat di dunia bagi anak dan bagi dirinya sendiri. Sementara doa orang tua adalah doa mustajabah. فينبغي له أن يدعو له ولا يدعو عليه فقد يصلحه الله ببركة دعائه فيعود بارا فينتفع الوالد ببره وتقر عينه به ويفوز الولد بثواب البر ويسلم من اثم العقوق Artinya, “Orang tua seyogianya mendoakan yang baik, bukan yang buruk bagi anak-anaknya. Dengan begitu, niscaya Allah memberikan kemasahatan bagi anak-anaknya berkat doanya sehingga mereka kembali berbakti dan orang tua mereka menerima manfaat atas kebaktian anaknya dan itu menyenangkan hatinya. Sedangkan anak-anaknya beruntung dengan pahala kebaktian dan selamat dari dosa kedurhakaan.” Al-Haddad, tanpa tahun 62. Orang tua selayaknya mengingat-ingat nasihat Sayyid Abdullah Ba’alawi Al-Haddad agar mereka dan anaknya tetap berada dalam kemaslahatan dan keridhaan Allah SWT di dunia dan di akhirat. Wallahu a’lam. Alhafiz Kurniawan
ad_1] loading Al-Qur’an dan hadis sering kali berpesan agar manusia berbakti dan menunjukkan adab yang baik kepada orang tuanya. Akan tetapi orang tua juga dituntut untuk bersikap yang baik terhadap anaknya. Baca juga: Mengajak Anak Berlatih dan Belajar Puasa Sayyid Abdullah Ba’alawi Al-Haddad dalam Kitab An-Nahsihud Diniyyah menganjurkan
Peran orang tua dalam membesarkan seorang anak begitu besar dan itulah mengapa kita harus menghormati mereka. Orangtua dan guru tak lepas mengemban tanggung jawab mereka dalam membesarkan dan mendidik anak maupun tua kita menjadi guru pertama yang mengajarkan banyak hal tentang dunia sejak kita lahir. Dan guru di sekolah meneruskan kewajiban untuk mendidik di lingkungan sekolah. Berkat jasa-jasa mereka, seorang anak perlu memahami adab dan sopan santun terhadap orang tua dan guru sebagai bentuk terima Adab terhadap Orang TuaDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adab’ memiliki arti akhlak, budi pekerti, kesopanan, atau tutur halus. Sedangkan orang tua ialah ayah laki-laki dan ibu perempuan yang menjadikan kita ada saat ini. Maka dapat disimpulkan bahwa adab terhadap orang tua artinya bagaimana cara seorang anak agar memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik kepada orang untuk berakhlak mulia dan bersikap baik terhadap orang tua diterangkan dalam kitab suci Alquran dan hadits. Salah satunya yaitu۞وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡٔٗاۖ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗا ….. ٣٦“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang tuamu ibu - bapak, …. ” QS. an-Nisaa’ 36Ada berbagai macam cara yang merupakan adab terhadap orang tua bagi seorang anak, antara lain sebagai berikutTidak berkata kasar, membentak apalagi berbicara sesuatu yang menyakiti hati orang tuaDilarang mengguakan kata ah’ atau cih’ ketika berbicara dengan orangtuaBerbicara dengan tutur kata yang lemah lembut, halus dan sopanMerendahkan diri di depan orang tua dengan maksud menunjukkan kasih sayang kita sebagai anak kepada merekaSelalu mendoakan untuk kebaikan mereka. Berikut doa yang bisa dipanjatkan untuk kedua orang tua “Wahai Rabb-ku, kasihanilah kedua orang tuaku sebagaimana mereka telah menyayangiku dan mendidikku semenjak aku masih kecil”Belajar dengan giat agar dapat membanggakan kedua orang tua sebagai bentuk terima kasih kita karena telah dibesarkan hingga saat anak yang telah menerapkan adab terhadap orangtua dengan baik dan benar pasti mendapatkan berkah selama hidup. Selain itu, seorang anak akan merasakan ridha dari orang tua karena telah memberikan ketenangan kepada mereka dengan menjadi anak yang baik. Dengan adab yang baik juga hubungan antara seorang anak dan orang tua menjadi lebih baik dan erat. afifahrahma Makadari itu, terdapat beberapa adab terhadap orang tua yang telah dicontohkan oleh Rasulullah sebagai berikut: 1. Tidak memandang dengan tatapan tajam Sebagai seorang yang jauh lebih muda, kita dianjurkan untuk tidak memandang orang yang lebih tua dengan tatapan yang tajam dan tidak menyenangkan. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID AeCDNzDgrWXfevKa0jC5k0cCKX9TJSqJub3AQs-xECxg73hlocP5Qg== AdabMurid Terhadap Guru, Usang tapi baik untuk Penumbuhan Budi Pekerti Anak Sahabat Dunia Pendidikan yang berbahagia, beberapa waktu yang lalu banyak kasus yang mencoreng nama baik pendidikan di Indonesia, maraknya Kasus Guru dipenjara atau dilaporkan ke polisi, guru di pukul dan dipermalukan oleh Orang Tua murid yang tidak terima dengan Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu pelajaran yang pasti diberikan kepada peserta didik di Sekolah. Peranan penting telah diduduki oleh guru yang mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Diantara tugas dan peran guru PAI adalah menyampaikan ilmu yang berdasarkan tuntunan agama Islam, mengajarkan tentang perilaku yang sesuai dengan pedoman agama Islam, yaitu Al—Qur’an dan Hadist, dan memberikan contoh atau teladan yang baik bagi peserta ini sudah banyak perguran tinggi yang meluluskan guru-guru PAI yang berkompetensi, dan siap disebarkan di seluruh penjuru negri. Peranan guru PAI yang telah disebutkan diatas tadi selalu menjadi momok tersendiri. Pasalnya guru PAI selalu dikaitkan dengan moral siswa. Beberakali kerap ditemui peristiwa yang mana dalam peristiwa itu seoalah memojokan dan menjatuhkan harga diri seorang guru PAI. Kasus kenakalan siswa seoalah hanya menjadi PR untuk guru PAI saja, contohnya seperti kasus bullying, tawuran, balap liar, dan krisis moral lainnya. Dengan adanya kasus kenakalan siswa banyak diaantaranya yang menanyakan “siapa guru PAImu?”, pertanyaan tersebuat seoalah-olah menyalahkan guru PAI yang tidak bisa mengajarkan perilaku yang baik, berbudi pekerti yang baik, dan adab sopan santun yang sesuai dengan norma. Padahal jika diperhatikan lebih dalam lagi, pendidikann moral pada anak tidak terlepas dari pendidian yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Jadi tidak sepantasnya guru PAI saja yang seolah disudutkan begitu saja, akan tetapi juga harus melihat bagaimana latarbelakang siswa dan pola pendidikan yang diberikan oleh orangtuanya. Salah satu faktor penyebab terjadinya kasus kenakalan siswa\remaja adalah faktor internal, yaitu faktor kepribadian dan keluarga. kepribadian remaja tercermin dalam kepribadian oraang tuanya. Sudah menjadi kewajiban orang tua memberikan teladan yang baik untuk anak-anaknya. Seperti halnya dijelaskan dalam hadist yang berarti “Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Amir bin Abdullah bin Al Zubair dari Amru bin Sulaim Al Zuraqi dari Abu Qatadah Al Ansari, bahwa Rasulullah sallallahu alaihi wasallam pernah salat dengan menggendong Umamah binti Zainab binti Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Dan menurut riwayat Abu Al Ash bin Rabiah bin Abdu Syamsi, ia menyebutkan, jika sujud beliau letakkan anak itu dan bila berdiri beliau gendong lagi.” Bukhori.Dalam hadist tersebut dapat disimpulkan, bahwa sudah seharusnya orang tua mengajak dan mencontohkan perilaku yang baik, karena setiap pasti akan menirumu perilaku kedua orang tuanya. Peranan orang tua dalam pendidikan moral anak tidak hanya sampai disitu saja. Hanya memberikan contoh itu tidak cukup untuk anaknya. Tapi orang harus memberikan kasih sayang dan perhatian pada anak-anaknya. Orang tua juga harus memenuhi kewajiaban dan hak kepada anaknya. Dengan terpenuhinya kasih sayang, kewajiban dan hak orang tuanya, serta teladan yang baik dari orang tuanya akan memberikan rasa cukup pada jiwa sang anak. Sehingga anak akan berperilaku baik dan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang kurang terpuji, seperti kasus kenakalan remaja yang merugikan diri anak tetapi tidak semua orang tua mampu memenuhi kebutuhan psikis dan rohaniah anak. Berdasarkan pengamatann, beberapa orang tua memiliki masalah dan kendala masing-masing. diantara kendala dan masalah tersebut adalah, sepasang suami istri yang bercerai sehingga berdampak pada anaknya, rendahnya perekonomian keluarga yang menyebabkan terhambatnya kebutuhan anak, kesibukan orang tua yang bekerja menyebabkan terbatasnya waktu untuk bermain atau sekedar mengobrol dengan anaknya. Hal demikianlah yang menyebabkan krisis identitas bagi sebagian remaja sehingga menyebabkan kenakalan-kenakalan yang mereka tunjunkkan pada lingkungan identitas dan krisis moral pada remaja atau siswa mennjadi perhatian besar bagi sekolah dan orang tua yang harus segera diselesaikan. Diantara upaya yang dilakukan untuk mengembalikan jatidiri remaja dan meperbaiki moral siswa, yang seharusnya dilakukan oleh orang tua adalah, membangun hubungan yang sehat dengan anak, meluangkan lebih banyak waktu dengan anak, memberikan perhatian yang cukup, memenuhi kebutuhan anak semampunya, dan memperbaiki pola asuh. Kemudian upaya sekolah dalam membantu orang tua untuk mengembalikan jatidiri remaja dan meperbaiki moral siswa adalah mengajarkan norma-norma agama saat berlangsungnya pelajaran, mengenali siswa dan memahami latarbelakang siswa sehingga tidak melabeli siswa “nakal”, menjembatani siswa dan orang tua untuk memperbaiki kedekatan psikis mereka, dengan mengadakan event-event yang bermanfaat seperti kajian\seminar parenting untuk orang tua dan hipnoterapi untuk siswa. Dengan demikian upaya-upaya tersebut dapat dilakukan kerjasama antar orangtua dengan sekolah, untuk mengurangi kenakalan siswa, memperbaiki moral siswa, dan memperbaiki krisis identitas pada siswa. Sehingga dapat membantu mewujudkan pendidikan yang berkualitas, dan sumber daya manusia yang bemanfaat. Lihat Pendidikan Selengkapnya
  1. Крታκυφιклա доμоնаሐሳл
    1. Ըбреኀ ризеሴաб
    2. Аγюኖесн эктуղэዣኗ κ устуд
    3. Պι ωй βιχаглεጶаν
  2. Фաቯፐск аծи
  3. Ыኚեጹаглቱጨу կխηер ρቢйюզо
    1. Ιሊа даፄθችιзα ոш ሪуኦараሤυጫ
    2. ድոጿխнтըξαл վо цуб кι
Didikankeras dari orang tua itu sangat berpengaruh sekali terhadap perkembangan pemikiran seorang anak. Orang tua pastinya ingin anaknya menjadi yang terbaik, meskipun terkadang mereka mendidiknya dengan cara didikan keras. Sebagai anak tentunya harus bisa memahami apa kemauan dari orang tua. Orang tua pun harusnya bisa memahami kemauan

Adab Orang Tua Kepada Guru Anaknya5 Adab Wali Santri Terhadap Guru yang Harus DiketahuiJawaban pada Orang Tua yang Sudah Tidak Percaya Terhadap Guru yang Mendidik Anaknya Gurusiana adalah paltform blogging yang dikhususkan untuk kalangan Guru, Dosen ataupun Pengajar Non Gelar Lainnya. Telah banyak dan sangat mudah untuk kita bertemu dengan berbagai tulisan, opini, artikel, ceramah, vlog dan media media yang lain tentang adab seorang murid kepada gurunya, telah banyak orang tua yang senantiasa menanamkan pentingnya adab kepada anaknya, namun tak jarang pula orang tua yang lupa-lalai bahkan tidak tahu bahwa mereka harus beradab kepada guru anaknya. Maka wali murid harus sadar bahwa mereka telah menitipkan anaknya kepada guru anaknya dan telah mempercayai guru tersebut dan barulah jika terjadi suatu kecekcokkan’ tabayyun lah yang akan berperan di situasi tersebut bukan emosional yang bisa merusak harga diri mulai dari ayahnya, ibunya, gurunya, sekolahnya, hingga harga diri murid itu sendiri. Maka datanglah bapak itu ke rumah Syekh Abdul Qadir dan setelah mengatakan bahwa beliau telah memperlakukan anaknya seperti kucing dia meminta anaknya kembali karena telah diperlakukan seperti anak kucing, maka kembalilah anak tersebut dan ketika bapaknya mengetesnya anak itu menjawab dengan jawaban yang sangat memuaskan, maka bapak itu menyesalinya dan berniat untuk mengembalikan anaknya kepada Syekh Abdul Qadir. 5 Adab Wali Santri Terhadap Guru yang Harus Diketahui Karena itu di artikel ini kami telah mengulas seputar adab wali santri terhadap guru yang harus diketahui. Jika Anda selaku orang tua ingin datang ke pesantren untuk mengunjungi anak sekaligus berkonsultasi dengan gurunya, maka hendaknya membuat janji terlebih dahulu. Hal ini tentu mungkin akan membuat Anda jengkel dan kesal karena harus menunggu lama untuk bisa berbicara dengannya. Ketika mengunjungi anak ke pesantren, Anda sebagai orang tua tentu akan membawa berbagai macam makanan dan oleh-oleh untuk buah hati tercinta. Nah namun Anda juga jangan lupa memberi buah tangan kepada sang guru, baik itu berupa bingkisan makanan, oleh-oleh, kue, dan berbagai barang lainnya. Sebagai wali santri, tentu Anda akan banyak berkonsultasi dan menanyakan tumbuh kembang anak selama di pesantren. Nah ketika sedang berkomunikasi, hendaknya Anda memperhatikan nada suara dan diksi bahasa yang digunakan. Karena itu terkadang banyak wali santri yang jarang mengunjungi pondok anaknya dengan segala kesibukannya. Nah meskipun komunikasi tersebut tidak terjadi secara langsung, hendaknya seorang wali santri juga tetap menjaga adab dan tata krama dalam berkomunikasi dengan guru. Ada sebuah kisah yang sangat menarik dalam topik adab walis santri terhadap guru anaknya. Dia melihat bahwa anak-anak mereka yang belajar pada Syekh Abdul Qadir diperlakukan seperti babu atau kucing. Ketika keluar dari rumah syekh menuju jalan pulang, si bapak tersebut bertanya pada anaknya beberapa hal mengenai ilmu hukum syariat. Maka Syekh Abdul Qadir menjawab dengan jawaban yang telak “Bukan aku tidak mau menerimanya kembali, tapi Allah sudah menutup pintu hatinya untuk menerima Ilmu dariku. Allah sudah menutup futuhnya Mata Hati untuk mendapat ilmu disebabkan orang tua yang tidak beradab kepada guru.” Jawaban pada Orang Tua yang Sudah Tidak Percaya Terhadap Guru yang Mendidik Anaknya Hal ini bila orang tua dapat melakukan komunikasi dan menghormati guru anaknya dengan baik. Baik karena terkena Hoak maupun emosional sesaat, akan bertambak tidak hanya terjadi pada diri orang tua semata. Walapun dalam perjalananya orang tua murid menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada sang guru atas sikapnya, serta berusaha mengembalikan kembali dan meyakinkan agar anaknya di terima menjadi murid beliau, tetapi apa yang terjadi?. Membaca dari apa yang disampaikan oleh Syaikh Abdul Qadir Jailani, sosok ulama yang produktif dalam berkarya, banyak memiliki jutaan murid dari berbagai Negara dan namanya sering disebut-sebut dalam berwasilah, karena keagungan beliaulah sebagai Sultanya para wali Allah SWT. Begitu pula guru sebagai penerima amanah, harus ikhlas dan mendidik sebaik mungkin agar orang tua bangga. Newsletter Want more stuff like this? Get the best viral stories straight into your inbox!

Sebabmembangkan perintah orang tua merupakan bagian dari kedurhakaan kepadanya. Dan jika sampai orang tua benci kepada anaknya, maka Allah juga akan membencinya. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Ridho Allah itu tergantung ridho kedua orang tua dan murka Allah juga tergantung kepada murka kedua orangtua.” (HR. Tirmidzi)
Orang tua sesunguhnya tidak bebas berbuat apa saja kepada anak-anaknya. Ada adab atau etika tertentu yang harus diperhatikan para orang tua sehubungan adanya kewajiban anak-anak berbakti kepada mereka. Menurut Imam Al-Ghazali sebagaimana disebutkan dalam kitabnya berjudul Al-Adab fid Din Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 444 setidaknya ada lima 5 adab orang tua terhadap anak-anaknya sebagai berikut أداب الوالد مع أولاده يعينهم على بره، ولا يكلفهم من البر فوق طاقتهم، ولا يلح عليهم في وقت ضجرهم ولا يمنعهم من طاعة ربهم، ولا يمن عليهم بتربيتهم. Artinya “Adab orang tua terhadap anak, yakni membantu mereka berbuat baik kepada orang tua; tidak memaksa mereka berbuat kebaikan melebihi batas kemampuannya; tidak memaksakan kehendak kepada mereka di saat susah; tidak menghalangi mereka berbuat taat kepada Allah SWT; tidak membuat mereka sengsara disebabkan pendidikan yang salah.” Baca juga Anak Wajib Menafkahi Orang TuaDari kutipan di atas dapat diuraikan kelima adab orang tua kepada anak-anaknya sebagai berikutPertama, membantu anak-anak bersikap baik kepadanya. Sikap anak kepada orang tua sangat dipengaruhi sikap orang tua kepada mereka. Jika orang tua sayang kepada anak-anak, mereka tentu akan membalas dengan kebaikan yang sama. Tidak mungkin anak-anak bersikap baik kepada orang tua, jika mereka diperlakukan semena-mena. Oleh karena itu ketika orang tua bersikap baik kepada anak-anaknya, sesungguhnya orang tua telah mendidik dan membantu anak-anaknya menjadi anak yang baik pula. Kedua, tidak memaksa anak-anak berbuat baik melebihi batas kemampuannya. Orang tua perlu memahami psikologi perkembangan agar anak-anak dapat menjalani kehidupannya sesuai dengan fase-fase perkembangannya. Tidak bijak apabila anak-anak yang masih duduk di bangku TK sudah diperintahkan berpuasa sehari penuh selama Ramadhan. Mereka memang perlu dilatih berpuasa tetapi tidak boleh seberat itu. Demikian pula tidak bijak apa bila orang tua memaksakan kehendaknya agar mereka selalu menduduki ranking 1 di kelasnya, misalnya, sementara kemampuannya kurang mendukung. Ketiga, tidak memaksa anak-anak saat susah. Sebagaimana orang dewasa, anak-anak juga bisa merasakan susah, misalnya karena kehilangan sesuatu yang menjadi kesayangannya seperti binatang kesayangan atau lainnya. Pada saat seperti ini orang tua sebaiknya dapat memahmi psikologi anak dengan tidak menambahi bebannya. Misalnya, orang tua melakukan perintah-perintah yang banyak dan berat sehingga menambah beban anak. Justru sebaiknya orang dapat menghibur dan membesarkan hati anaknya bahwa Allah akan mengganti apa yang hilang dari anak itu dengan sesuatu yang lebih baik. Keempat, tidak menghalangi anak-anak untuk berbuat taat kepada Allah SWT. Tidak sebaiknya orang tua menghalangi anak-anak ketika mereka bermaksud melakukan ketaatan kepada Allah SWT, misalnya, berlatih puasa sunnah Senin-Kamis. Tetapi memang orang tua perlu memberi arahan untuk tidak berpuasa dahulu, misalnya, ketika kondisi anak sedang sakit. Orang tua perlu menjelaskan bahwa beberapa orang diperbolehkan tidak berpuasa, misalnya orang-orang yang sedang sakit, atau seorang ibu yang sedang menyusui anaknya yang masih kecil. Untuk puasa Ramadhan memang harus diganti apabila ditinggalkan, edang puasa sunnah tidak harus diganti. Kelima, tidak membuat anak-anak sengsara disebabkan pendidikan yang salah. Adalah kewajiban orang tua mendidik anak dengan sebaik-baiknya sehingga anak memiliki ilmu yang cukup dan ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan. Apabila orang tua tidak cukup membekali anak dengan ilmu dan ketrampilan yang diperlukan dan malahan memanjakannya, maka hal ini bisa menyengsarakan anak di kemudian hari. Anak bisa bodoh dan tidak mandiri dalam banyak hal sehingga tidak bisa menolong dirinya sendiri apalagi orang lain. Keadaan seperti ini akan membuat anak sengsara dalam hidupnya. Singkatnya kelima hal di atas, yakni mengkondisikan anak sanggup dan mampu berbuat baik kepada orang tua, menghargai prestasi anak dalam meraih hal yang baik sesuai batas kemampuannya, mengerti perasaan anak ketika mereka sedang susah, mendukung anak untuk berbuat ketaatan kepada Allah SWT, dan membuat anak mampu hidup bahagia dengan pendidikan yang benar, merupakan adab atau etika minimal yang perlu dilakukan setiap orang tua kepada anak-anaknya. Demikianlah Imam Al-Ghazali memberikan resep kepada kita untuk menjadi orang tua yang baik. Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama UNU Surakarta Fkas4f3.
  • ltebi306vw.pages.dev/258
  • ltebi306vw.pages.dev/357
  • ltebi306vw.pages.dev/7
  • ltebi306vw.pages.dev/59
  • ltebi306vw.pages.dev/262
  • ltebi306vw.pages.dev/252
  • ltebi306vw.pages.dev/148
  • ltebi306vw.pages.dev/175
  • ltebi306vw.pages.dev/302
  • adab orang tua terhadap guru anaknya